Tip agas sholat khusyuk
Sholat didirikan karena Allah (Lillah) untuk mendapatkan dan merasakan
kebersamaan atau kedekatan dengan Allah (Billah). Oleh karena menginginkan
selalu kebersamaan atau kedekatan dengan Allah (Billah) maka sebagian muslim,
selain mendirikan sholat wajib 5 waktu menambah lagi dengan sholat-sholat
sunnah dan amalan-amalan sunnah lainnya. Kesadaran akan kebutuhan sholatlah
yang membuat kita rindu, senang dan selalu merasa butuh untuk melakukannya.
Insyaallah, tulisan berikut ini akan menguraikan tips sholat khusyu'
Tips sholat khusyu'
* Mencari tahu tentang sholat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW
* Mengetahui tujuan mendirikan sholat dan syarat yang harus dipenuhi
sebelum melakukan sholat.
* Memperhatikan dan kesadaran tumakninah
Perihal awal yang utama adalah mencari tahu tentang sholat sebagaimana yang
telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan mengetahui sholat seperti yang
dicontohkan Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan sholat yang khusyu'.
Dimana ilmu / pengetahuan tentang contoh sholat Rasulullah SAW bisa kita
peroleh ?
Sumber awal tentu adalah dari Al-Qur'an dan hadits.
Jikalau kemampuan kita terbatas untuk menggali hukum tentang sholat dari dalam
Al-Qur'an dan Hadits maka kita dapat mengikuti imam yang telah mengeluarkan /
menggali hukum (istinbath) tentang sholat dari dalam Al-Qur'an dan Hadits
yang dikenal sebagai Imam Mujtahid. Tulisan tentang imam mujtahid, silahkan
baca pada
Imam Mujtahid yang kita ketahui ada empat yakni, Imam Abu Hanifah (Madzhab
Hanafi), Imam Malik bin Anas (Madzhab Maliki), Imam Muhammad bin Idris
(Madzhab Syafi'i), Imam Ahmad bin Hanbal (Madzhab Hanbali). Masa kehidupan Imam
yang empat ini adalah pada masa salafush sholeh, yakni pada masa Tabi'in (orang
yang berjumpa dengan Sahabat Nabi) maupun Tabi' Tabi'in (orang yang berjumpa
dengan orang telah berjumpa dengan Sahabat Nabi). Imam Empat ini diibaratkan
mengumpulkan hadits-hadits, menghafalnya yang kemudian menjadikan sebagai dasar
untuk mengeluarkan / menggali hukum-hukum yang kita kenal sebagai Fiqh atau
fikih. Sehingga mereka pun dikenal sebagai Ulama Besar Fikih. Ikutilah salah
satu dari mereka, umumnya adalah mengikuti hukum-hukum (madzhab) yang terbanyak
diikuti disuatu wilayah / negara agar dapat saling mengingatkan. Untuk
mengetahui sedikit riwayat tentang Imam Madzhab yang empat, silahkan baca
tulisan pada
Untuk mengetahui mengapa perlunya madzhab silahkan baca tulisan pada,
Untuk mengetahui Madzhab yang banyak diikuti di wilayah/negara kita, silahkan
baca tulisan pada,
Sebelum kita mendirikan sholat, hal yang perlu kita ketahui adalah syarat yang
harus dipenuhi dan tujuan kita mendirikan sholat. Dengan mengetahui syarat dan
tujuan sholatlah, insyaallah akan mendapatkan sholat yang khusyu'.
Apakah tujuan kita mendirikan sholat ?
Petunjuk Allah dalam Al –Qur'an, yang artinya
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku." (QS Thaha 20: 14)
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS al Baqarah 2 : 153)
Tujuan mendirikan sholat adalah untuk mengingat Allah , menuju (mi'raj) kepada
Allah, seolah dihadapan atau berjumpa ke hadhirat Allah untuk menyembahNya,
sehingga kita dapat terhubung / sampai (wushul) kepada Allah dalam upaya kita
untuk mendapatkan pertolongan Allah.
Nabi Muhammad Saw bersabda, bahwa "sholat itu adalah mi'rajnya orang-orang
mukmin". Yaitu naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang terdapat dalam fisik
manusia menuju ke hadirat Allah.
Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kalian apabila
sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka
hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan"
Allah berfirman yang artinya,
"Sesungguhnya sembahyang (Sholat) itu memang berat kecuali bagi mereka yang
khusyu' yaitu mereka yang yakin akan berjumpa dengan Tuhan mereka, dan
sesungguhnya mereka akan kembali kepadaNya". (QS. Al-Baqarah 2 : 45).
Sholat adalah amal / perbuatan yang merupakan kelanjutan atau perwujudan dari
syahadat (kesaksian) yang telah diucapkan atau kita janjikan.
Apakah syarat agar amal / perbuatan sholat kita dapat berhasil, dilakukan
khusyu', terhubung / sampai (wushul) kepada Allah ?
Kita harus mencontoh peristiwa ketika kita pernah terhubung / sampai (wushul)
kepada Allah.
Ketika kita masih bayi dalam kandungan yang bersih dan suci telah keadaan
"menemui" Allah.
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan
kami), kami menjadi saksi". (QS- Al A'raf 7: 172)
Ketika kita masih bayi dalam kandungan tidak melakukan aktifitas inderawi
secara sempurna. Dengan kata lain seorang bayi tidak makan dan tidak minum atau
berbicara dengan mulut, tidak bernapas dengan hidung, tidak melihat dengan
mata, tidak mendengar dengan telinga, dan tidak buang air besar atau kecil
melalui anus atau kemaluan. Tetapi bayi tersebut mendapatkan semua kebutuhan
jasmaninya melalui saluran plasenta yang menghubungkan antara pusar bayi dengan
dinding rahim ibu.
Dalam kandungan, seorang bayi juga tidak berpikir dikarenakan fungsi otaknya
belum sempurna, tetapi kemampuan ruhani bayi telah hidup sempurna.
Sayangnya setelah bayi itu tumbuh dewasa, dia tidak dapat mengingat
perjalanannya ketika berada dalam kandungan rahim ibunya. Oleh karena itu Islam
mengajarkan agar setiap umatnya kembali menjadi seperti bayi dalam kandungan,
agar dirinya dapat kembali menemui Allah.
Jadi syarat agar dapat mendirikan sholat khusyu' sehingga kita dapat
"menemui", mi'raj, terhubung (wushul) kepada Allah adalah kita harus mencontoh
keadaan ketika kita masih bayi dalam kandungan yakni, bersih dan suci (fitrah),
mengistirahatkan panca indera atau aktifitas inderawi, meninggalkan ikatan
hawa nafsu, mengistirahatkan apapun yang dipikirkan , memutuskan hati dari
segala keterkaitan dengan yang selain Allah
Syarat ini diwujudkan secara amal lahiriah dalam bentuk wudhu, bersuci
(thaharah) sebagai hukum syarat sholat, namun hakikat atau secara bathinnya
adalah menghapuskan dosa atau pensucian diri (tobat), menyingkirkan
sifat-sifat hawa nafsu manusianya dari dalam diri dan jiwanya, memutuskan hati
dari segala keterkaitan dengan yang selain Allah atau menanggalkan sifat syirik
dan kemaksiatan diri dalam hidupnya, sebagai contoh mendirikan sholat tidak
lalai ataupun riya.
Selengkapnya tentang sholat yang lalai, silahkan baca tulisan pada
Agar mendapatkan khusyu' dalam sholat adalah dengan memperhatikan dan kesadaran
tumakninah.
Diantara gerakan dalam Sholat, berikan waktu sejenak (tinggalkan aktifitas
jasmani/ jasad) agar ada kesempatan ruhNya dapat mi'raj, bertemu dan terhubung
(wushul) kepada Allah.
Sebagaimana Imam Al-Ghazali mengibaratkan gerakan dan bacaan dalam shalat itu
seperti jasad, sedangkan khusyu' dan tumakninah adalah ruhnya. Masih banyak
para mushallin yang `berjasad' baik, bahkan sempurna tanpa cacat, namun tak
memiliki `ruh'. Akhirnya, shalatnya hanya sebatas ritual, bukan sumber
spiritual.
Selengkapnya tentang tumakninah, silahkan baca pada tulisan
Dasar dari Tumakninah, kita harus mengetahui dan mempunyai kesadaran tentang
RuhNya, sebagaimana firman Allah yang artinya,
"Kemudian Dia menyempurnakan penciptaannya dan Dia tiupkan padanya sebagian
dari Ruh-Nya dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan rasa, tapi
sedikit sekali kamu bersyukur" (QS As Sajadah 32 : 9 )
Dengan melakukan sholat khusyu', InsyaAllah akan membekas yang dalam keadaan
selalu mengingat Allah, sehingga waktu diantara mendirikan sholat akan
tercegah perbuatan keji dan mungkar dan kita termasuk orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring (ulil
albab).
Sebagaimana firman Allah yang artinya,
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan".
Bagi sebagian muslim yang mendalami tasawuf, mereka mengikuti thariqah/tarekat
dengan memperbanyak dzikir (wirid) terhadap Allah untuk menambah frekeunsi atau
waktu untuk mengingat Allah.
Sehingga, dengan pertolongan Allah, tiada waktu lagi tanpa mengingat Allah atau
dengan kata lain, dengan pertolongan Allah, mencapai keadaan selalu mengingat
Allah dan sebenar-benarnya bersaksi, "La illa ha illallah"
Wassalam
Zon di Jonggol
• Di ambil dari [daarut-tauhiid] Tips Sholat Khusyu' ZonJonggol
Sholat didirikan karena Allah (Lillah) untuk mendapatkan dan merasakan
kebersamaan atau kedekatan dengan Allah (Billah). Oleh karena menginginkan
selalu kebersamaan atau kedekatan dengan Allah (Billah) maka sebagian muslim,
selain mendirikan sholat wajib 5 waktu menambah lagi dengan sholat-sholat
sunnah dan amalan-amalan sunnah lainnya. Kesadaran akan kebutuhan sholatlah
yang membuat kita rindu, senang dan selalu merasa butuh untuk melakukannya.
Insyaallah, tulisan berikut ini akan menguraikan tips sholat khusyu'
Tips sholat khusyu'
* Mencari tahu tentang sholat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW
* Mengetahui tujuan mendirikan sholat dan syarat yang harus dipenuhi
sebelum melakukan sholat.
* Memperhatikan dan kesadaran tumakninah
Perihal awal yang utama adalah mencari tahu tentang sholat sebagaimana yang
telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan mengetahui sholat seperti yang
dicontohkan Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan sholat yang khusyu'.
Dimana ilmu / pengetahuan tentang contoh sholat Rasulullah SAW bisa kita
peroleh ?
Sumber awal tentu adalah dari Al-Qur'an dan hadits.
Jikalau kemampuan kita terbatas untuk menggali hukum tentang sholat dari dalam
Al-Qur'an dan Hadits maka kita dapat mengikuti imam yang telah mengeluarkan /
menggali hukum (istinbath) tentang sholat dari dalam Al-Qur'an dan Hadits
yang dikenal sebagai Imam Mujtahid. Tulisan tentang imam mujtahid, silahkan
baca pada
Imam Mujtahid yang kita ketahui ada empat yakni, Imam Abu Hanifah (Madzhab
Hanafi), Imam Malik bin Anas (Madzhab Maliki), Imam Muhammad bin Idris
(Madzhab Syafi'i), Imam Ahmad bin Hanbal (Madzhab Hanbali). Masa kehidupan Imam
yang empat ini adalah pada masa salafush sholeh, yakni pada masa Tabi'in (orang
yang berjumpa dengan Sahabat Nabi) maupun Tabi' Tabi'in (orang yang berjumpa
dengan orang telah berjumpa dengan Sahabat Nabi). Imam Empat ini diibaratkan
mengumpulkan hadits-hadits, menghafalnya yang kemudian menjadikan sebagai dasar
untuk mengeluarkan / menggali hukum-hukum yang kita kenal sebagai Fiqh atau
fikih. Sehingga mereka pun dikenal sebagai Ulama Besar Fikih. Ikutilah salah
satu dari mereka, umumnya adalah mengikuti hukum-hukum (madzhab) yang terbanyak
diikuti disuatu wilayah / negara agar dapat saling mengingatkan. Untuk
mengetahui sedikit riwayat tentang Imam Madzhab yang empat, silahkan baca
tulisan pada
Untuk mengetahui mengapa perlunya madzhab silahkan baca tulisan pada,
Untuk mengetahui Madzhab yang banyak diikuti di wilayah/negara kita, silahkan
baca tulisan pada,
Sebelum kita mendirikan sholat, hal yang perlu kita ketahui adalah syarat yang
harus dipenuhi dan tujuan kita mendirikan sholat. Dengan mengetahui syarat dan
tujuan sholatlah, insyaallah akan mendapatkan sholat yang khusyu'.
Apakah tujuan kita mendirikan sholat ?
Petunjuk Allah dalam Al –Qur'an, yang artinya
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku." (QS Thaha 20: 14)
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS al Baqarah 2 : 153)
Tujuan mendirikan sholat adalah untuk mengingat Allah , menuju (mi'raj) kepada
Allah, seolah dihadapan atau berjumpa ke hadhirat Allah untuk menyembahNya,
sehingga kita dapat terhubung / sampai (wushul) kepada Allah dalam upaya kita
untuk mendapatkan pertolongan Allah.
Nabi Muhammad Saw bersabda, bahwa "sholat itu adalah mi'rajnya orang-orang
mukmin". Yaitu naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang terdapat dalam fisik
manusia menuju ke hadirat Allah.
Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kalian apabila
sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka
hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan"
Allah berfirman yang artinya,
"Sesungguhnya sembahyang (Sholat) itu memang berat kecuali bagi mereka yang
khusyu' yaitu mereka yang yakin akan berjumpa dengan Tuhan mereka, dan
sesungguhnya mereka akan kembali kepadaNya". (QS. Al-Baqarah 2 : 45).
Sholat adalah amal / perbuatan yang merupakan kelanjutan atau perwujudan dari
syahadat (kesaksian) yang telah diucapkan atau kita janjikan.
Apakah syarat agar amal / perbuatan sholat kita dapat berhasil, dilakukan
khusyu', terhubung / sampai (wushul) kepada Allah ?
Kita harus mencontoh peristiwa ketika kita pernah terhubung / sampai (wushul)
kepada Allah.
Ketika kita masih bayi dalam kandungan yang bersih dan suci telah keadaan
"menemui" Allah.
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan
kami), kami menjadi saksi". (QS- Al A'raf 7: 172)
Ketika kita masih bayi dalam kandungan tidak melakukan aktifitas inderawi
secara sempurna. Dengan kata lain seorang bayi tidak makan dan tidak minum atau
berbicara dengan mulut, tidak bernapas dengan hidung, tidak melihat dengan
mata, tidak mendengar dengan telinga, dan tidak buang air besar atau kecil
melalui anus atau kemaluan. Tetapi bayi tersebut mendapatkan semua kebutuhan
jasmaninya melalui saluran plasenta yang menghubungkan antara pusar bayi dengan
dinding rahim ibu.
Dalam kandungan, seorang bayi juga tidak berpikir dikarenakan fungsi otaknya
belum sempurna, tetapi kemampuan ruhani bayi telah hidup sempurna.
Sayangnya setelah bayi itu tumbuh dewasa, dia tidak dapat mengingat
perjalanannya ketika berada dalam kandungan rahim ibunya. Oleh karena itu Islam
mengajarkan agar setiap umatnya kembali menjadi seperti bayi dalam kandungan,
agar dirinya dapat kembali menemui Allah.
Jadi syarat agar dapat mendirikan sholat khusyu' sehingga kita dapat
"menemui", mi'raj, terhubung (wushul) kepada Allah adalah kita harus mencontoh
keadaan ketika kita masih bayi dalam kandungan yakni, bersih dan suci (fitrah),
mengistirahatkan panca indera atau aktifitas inderawi, meninggalkan ikatan
hawa nafsu, mengistirahatkan apapun yang dipikirkan , memutuskan hati dari
segala keterkaitan dengan yang selain Allah
Syarat ini diwujudkan secara amal lahiriah dalam bentuk wudhu, bersuci
(thaharah) sebagai hukum syarat sholat, namun hakikat atau secara bathinnya
adalah menghapuskan dosa atau pensucian diri (tobat), menyingkirkan
sifat-sifat hawa nafsu manusianya dari dalam diri dan jiwanya, memutuskan hati
dari segala keterkaitan dengan yang selain Allah atau menanggalkan sifat syirik
dan kemaksiatan diri dalam hidupnya, sebagai contoh mendirikan sholat tidak
lalai ataupun riya.
Selengkapnya tentang sholat yang lalai, silahkan baca tulisan pada
Agar mendapatkan khusyu' dalam sholat adalah dengan memperhatikan dan kesadaran
tumakninah.
Diantara gerakan dalam Sholat, berikan waktu sejenak (tinggalkan aktifitas
jasmani/ jasad) agar ada kesempatan ruhNya dapat mi'raj, bertemu dan terhubung
(wushul) kepada Allah.
Sebagaimana Imam Al-Ghazali mengibaratkan gerakan dan bacaan dalam shalat itu
seperti jasad, sedangkan khusyu' dan tumakninah adalah ruhnya. Masih banyak
para mushallin yang `berjasad' baik, bahkan sempurna tanpa cacat, namun tak
memiliki `ruh'. Akhirnya, shalatnya hanya sebatas ritual, bukan sumber
spiritual.
Selengkapnya tentang tumakninah, silahkan baca pada tulisan
Dasar dari Tumakninah, kita harus mengetahui dan mempunyai kesadaran tentang
RuhNya, sebagaimana firman Allah yang artinya,
"Kemudian Dia menyempurnakan penciptaannya dan Dia tiupkan padanya sebagian
dari Ruh-Nya dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan rasa, tapi
sedikit sekali kamu bersyukur" (QS As Sajadah 32 : 9 )
Dengan melakukan sholat khusyu', InsyaAllah akan membekas yang dalam keadaan
selalu mengingat Allah, sehingga waktu diantara mendirikan sholat akan
tercegah perbuatan keji dan mungkar dan kita termasuk orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring (ulil
albab).
Sebagaimana firman Allah yang artinya,
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan".
Bagi sebagian muslim yang mendalami tasawuf, mereka mengikuti thariqah/tarekat
dengan memperbanyak dzikir (wirid) terhadap Allah untuk menambah frekeunsi atau
waktu untuk mengingat Allah.
Sehingga, dengan pertolongan Allah, tiada waktu lagi tanpa mengingat Allah atau
dengan kata lain, dengan pertolongan Allah, mencapai keadaan selalu mengingat
Allah dan sebenar-benarnya bersaksi, "La illa ha illallah"
Wassalam
Zon di Jonggol
• Di ambil dari [daarut-tauhiid] Tips Sholat Khusyu' ZonJonggol
No comments:
Post a Comment