Saturday, 21 June 2014

Apa Kabar Pesawat MH370?


Liputan6.com, Kuala Lumpur - Oleh: Elin Yunita Kristanti, Tanti Yulianingsih, Rizki Gunawan
Keberadaan pesawat maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 masih diselimuti misteri. Sudah 100 hari lebih dinyatakan menghilang, Boeing 777-200ER itu belum juga diketahui eksistensinya. Apa kabarnya pesawat yang mengangkut 239 jiwa itu? Dan bagaimana proses pencarian terbaru?

Pihak Australia yang ditunjuk pemerintah Malaysia sebagai pemimpin tim pencarian multinasional baru-baru ini mengumumkan lokasi baru pencarian dari area eksplorasi sebelumnya. Yakni di area seluas 60 ribu km di Samudra Hindia selatan. Namun pencarian kemungkinan baru dilakukan mulai Agustus 2014.

Sebelumnya para tim pencari berfokus pada area berjarak 1.000 hingga 2.500 km di sebelah barat daya Perth, Australia, tepatnya di lokasi 'ping' yang diyakini menjadi lokasi akhir perjalanan MH370. Namun perburuan pesawat selama berminggu-minggu itu tak kunjung membuahkan hasil.

Pusat Koordinasi Kerja Sama Pencarian pesawat MH370 atau Joint Agency Coordination Centre (JACC) menjelaskan, pergeseran lokasi pencarian MH370 dari selatan ke barat daya Samudera Hindia ini diputuskan berdasarkan analisa 'handshakes' kesesuaian data antara jalur dugaan MH370 dengan data satelit yang dioperasikan perusahaan satelit Inggris Inmarsat.

Pada data satelit itu, dijelaskan bahwa pesawat MH370 berbalik arah ke selatan dari rute Kuala Lumpur, Malaysia-Beijing China. Kemudian mengitari Pulau Sumatera hingga menuju Samudera Hindia.

"Kami harus melakukan survei bawah laut secara mendalam. 'Handshakes' atau kesesuaian data ini merupakan petunjuk paling kuat yang kita miliki saat ini," ujar Kepala JACC Angus Houston, seperti dimuat News.com.au, yang ditulis Sabtu (21/6/2014).

Pejabat Inmarsat, Chris Ashton mengatakan pihaknya meyakini bahwa MH370 memang jatuh di Samudera Hindia. Menurut dia, saat mencari MH370 beberapa waktu lalu, para tim pencari belum menuju area 'hotspot' Samudera Hindia yang dimaksud. Tapi hanya berfokus mengeksplorasi sumber sinyal 'ping' yang diyakini merupakan Boeing 777-200ER itu.

"Tak berarti mereka tak realistis dalam upaya pencarian, tapi lokasi yang mereka tuju masih jauh dari area yang menurut kami sangat mungkin sebagai lokasi (jatuhnya pesawat)," ujar Chris kepada BBC, 17 Juni.

Sementara itu, suatu kelompok yang terdiri dari ahli penerbangan dan teknis pencarian pesawat, menemukan suatu lokasi yang diduga kuat sebagai lokasi terbaringnya pesawat. Dari hasil analisa, lokasi itu berada di titik koordinat 36.02S, 88,57 E, sebelah selatan cukup jauh dari Pulau Sumatera dan sebelah barat dekat Benua Australia.

Temuan itu dilakukan dengan menganalisis informasi teknis tertentu yang dirilis, digabungkan dengan referensi serta pengalaman mereka terkait pesawat dan sistem satelit. Lokasi tersebut konsisten dengan groundspeed atau kecepatan horisontal relatif pesawat terhadap permukaan tanah yang rata-rata sekitar 470 kts (knot), serta mempertimbangkan kondisi angin pada saat itu.

"Meskipun masih ada sejumlah ketidakpastian dan beberapa perbedaan pendapat mengenai interpretasi aspek data, perkiraan terbaik dari lokasi pesawat jam 00.11 UT (Universal Time) --yang menjadi lingkarang 'ping' terakhir-- adalah pada klaster di Samudera Hindia dekat 36.02S, 88,57 E," demikian kesimpulan tim, seperti Liputan6.com kutip dari situs Air Traffict Management.

Surat Kematian?

Ada 239 orang yang berada di MH370. Mereka terdiri dari 152 warga China, 38 Malaysia, 7 Indonesia, 5 India, 7 Australia, 3 Prancis, 3 Amerika Serikat, 2 Selandia Baru, 2 Ukraina, 2 Kanada, 1 Rusia, 1 Italia, 1 Taiwan, 1 Belanda dan 1 Austria. 239 penumpang itu terdiri atas 227 penumpang, termasuk 2 bayi dan 12 awak pesawat. Pesawat diterbangkan oleh Kapten Zaharie Ahmad Shah (53).

Penantian panjang dirasakan oleh keluarga, kerabat atau sanak saudara dari ratusan penumpang tersebut. Mereka masih berharap bahwa para penumpang masih hidup hingga sekarang. Harapan besar keluarga tentu ingin kembali berjumpa dengan mereka yang kini raib 'sementara'.

Pihak Malaysia sebelumnya sempat mengeluarkan isu untuk mengeluarkan surat kematian bagi semua orang yang berada di pesawat MH370. Namun keluarga menolaknya mentah-mentah.

"Kami dari keluarga MH370 tidak bakal percaya sampai mereka punya bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa pesawat jatuh dan tidak ada yang selamat. Mereka tidak bisa begitu saja menyelesaikan kasus ini dengan penerbitan sertifikat kematian," ungkap serikat keluarga MH370 yang mencakup sebagian besar keluarga korban.

Meski demikian, ada pihak keluarga di Australia yang menggelar upacara pemakaman untuk penumpang MH370. Jayden Burrows, warga Queensland melakukan ritual kematian untuk ayah dan ibunya, Rod dan Mary Burrows, 2 dari 6 warga Australia yang berada di pesawat nahas tersebut, pada Minggu 4 Mei 2014. Pasangan yang berniat liburan ke Beijing itu menghilang dan meninggalkan 3 orang anak dan seorang cucu.

"Hati dan perasaan kami sangat hancur mengetahui nasib kedua orang tua kami yang tidak jelas," ujar Jayden, seperti diwartakan dari Sydney Morning Herald. Kata dia, keluarga mengikhlaskan kepergian Rod dan Mary.

Bersambung ke Sayembara dari Keluarga...

(Rizki Gunawan)

Pihak keluarga yang sudah lama menanti saat ini memutuskan untuk berdikari (berusaha sendiri), berupaya mencari penumpang MH370 dengan menggelar sayembara. Sejumlah keluarga penumpang yang berasal Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Prancis, dan India pun akhirnya menggalang dana hingga mencapai US$ 5 juta atau sekitar Rp 59 miliar bagi pihak yang berhasil menemukan atau setidaknya memberikan informasi.

Hadiah sayembara itu akan dibagikan kepada 2 pihak, yakni sebesar US$ 3 juta atau sekitar Rp 35 miliar bagi siapa saja yang tahu dan memberikan informasi keberadaan MH370 secara benar. Kemudian US$ 2 juta atau sekitar Rp 24 miliar akan digelontorkan bagi penyelidik swasta yang bakal ditunjuk pihak keluarga tersebut untuk mencari pesawat berpenumpang 239 orang tersebut.

Dana sayembara tersebut, dikumpulkan pihak keluarga lewat situs penjaring dana Indiegogo. Selain mengumpulkan dana dari kantong sendiri, para keluarga juga berharap ada pihak yang ingin membantu menyumbang, sehingga jumlah donasi bisa bertambah. Dan pencarian oleh keluarga pun akan semakin mantap dilakukan.

Salah satu pihak orang dekat yang ikut menjadi penyumbang dan pelopor sayembara adalah Sarah Barc, kekasih dari penumpang Philip Wood dari Amerika Serikat, yang merupakan bos perusahaan perangkat lunak IBM. Menurut Sarah, ia dan pihak keluarga penumpang lainnya melakukan ini karena mereka tidak percaya pada informasi-informasi sebelumnya yang dirilis pihak terkait.

"Kami mengambil bagian dalam pencarian ini. Sebab tak ada informasi yang kredibel. Aku menduga ada pihak yang sengaja menyembunyikan hal ini," ujar Sarah, seperti Liputan6.com muat dari USA Today.

Sarah menjelaskan, langkah yang diambil dirinya dan keluarga lain sama seperti yang dilakukan para kerabat penumpang pesawat Air France 447 yang hilang pada 1 Januari 2009. Puing pesawat kemudian ditemukan 2 tahun kemudian, pada awal 2011.

"Misteri Air France juga sempat dinyatakan sulit dipecahkan. Para keluarga akhirnya turun tangan pada pencarian," ujarnya. "Memang kami tak tahu pasti apakah berhasil atau tidak, tapi kita harus mencoba. Aku tak perduli dibilang apa oleh orang-orang, yang penting pesawatnya ditemukan."

Bersambung ke Malaysia Bayar Kompensasi...

(Rizki Gunawan)
Sumber Berita

No comments:

Post a Comment