Demikianlah sepenggal kalimat yang diutarakan calon Presiden nomor urut dua, Joko Widodo atau yang lebih akrab dipanggil Jokowi dalam sesi Debat Calon Presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu malam (22/6) di Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta. Menarik sesungguhnya untuk disimak apa yang menjadi komitmen capres nomor urut dua ini. Ketegasan Jokowi dalam mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina tentulah sepantasnya mendapatkan apresiasi yang positif dari segenap rakyat Indonesia. Munculnya ketegasan sikap Jokowi ini menunjukkan bahwa beliau sungguhlah memahami arti penting sebuah kemerdekaan bagi sebuah bangsa, Ketegasan sikap ini juga menunjukkan bahwa sebagai bangsa Indonesia, segenap rakyat Indonesia sudah sepatutnya memahami apa yang menjadi prinsip dan kerangka tujuan kemerdekaan Indonesia sendiri sebagaimana tertuang dalam preambule atau Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945. Sebuah prinsip yang harusnya dipegang kuat oleh bangsa Indonesia. Sebuah semangat pergerakan kemerdekaan yang tidak boleh lekang oleh waktu. Indonesia, dalam pembukaan UUD 1945 telah menegaskan bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah menjadi hak segala bangsa serta penegasan penghapusan penjajahan yang tidak berperi-kemanusiaan dan berperi-keadilan haruslah tetap menjadi semangat yang terus berkobar. Indonesia yang meski sekarang, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa telah dikaruniai kemerdekaan tidaklah boleh melupakan bangsa-bangsa lainnya yang hingga kini belum dapat menikmati karunia tersebut. Dari pelajaran sejarah yang kita dapatkan di bangku SD, tentulah kita tahu, dari sekian banyak peserta Konferensi Asia-Afrika, Palestina adalah satu-satunya bangsa yang menjadi peserta konferensi namun hingga saat ini belum mendapatkan pengakuan hak-haknya secara penuh sebagai bangsa yang merdeka. Sebagai bangsa, yang mempunyai ikatan histori dengan bangsa-bangsa Asia-Afrika yang senasib sepenanggungan di masa lalu, sudah sepatutnya kita tidak melupakan apa yang menjadi maksud dan tujuan bangsa-bangsa Asia-Afrika saat itu. Hal inilah yang ditunjukkan calon presiden nomor urut dua, Jokowi, dalam Debat Capres tadi malam. Jokowi menunjukkan ketegasan sikap politik luar negeri. Tidak dapat dipungkiri, Jokowi memang tidak diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini diketahui kerap menyuarakan kemerdekaan Palestina. Namun hal itu tak menjadi soal bagi Jokowi, Jokowi dengan lantang menyuarakan dan menunjukkan ketegasan sikapnya….
Melihat “ocehan-ocehan” dari mereka (pendukung Prabowo-Hatta berikut simpatisan partai pengusung yang cinta mati pada Prabowo-Hatta) terlihat sebuah ketidakrelaan karena mengapa justru Jokowi lah yang malah mengutarakan dukungan ke Palestina, kok pernyataan tersebut tidak keluar dari Prabowo? Dapat dipastikan terpendam sebuah rasa ‘bad mood’ terhadap Debat Capres ronde III. Namun ingat, baik Jokowi maupun Prabowo punya moment yang sama. Waktu yang disediakan pun juga sama. Apalagi justru Prabowo kan yang diberi kesempatan pertama. Tak perlu sensi pada Jokowi. Tak perlu panas dingin. daripada mas Bro tanya ini itu soal Palestina kepada Jokowi, lebih baik para pasukan ‘panasbung’ instropeksi diri karena tak bisa menggunakan momentum dengan sebaik-baiknya. Woles aja bung…Okey…sekarang terima dan akui saja bahwa Jokowi lebih dapat memanfaatkan moment yang diberikan tersebut…
Dukung Jokowi-JK baik, dukung Prabowo-Hatta ya silakan…..
No comments:
Post a Comment