Merdeka.com - Gelombang aksi mengutuk agresi militer Israel ke Palestina terus mengalir di Surabaya, Jawa Timur. Kali ini, selepas Solat Tarawih, ratusan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi keprihatinan di depan Gedung Grahadi Surabaya, Jumat malam (11/7).
Selain berorasi mengutuk kebiadaban Zionis Israel di Jalur Gaza, yang mengakibatkan tewasnya penduduk Gaza, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak tak berdosa, para demonstran juga menyalakan seribu lilin di atas trotoar, tepatnya di bawah patung Gubernur Suryo yang berada di area Taman Apsari.
"Saudara-saudara, kita yang ada di sini (Indonesia), sedang asyik dan menikmati hidangan buka puasa, sementara saudara-saudara kita yang ada di Palestina mengerang, karena serangan biadab tentara Israel," teriak Kordinator Aksi, Rozi dalam orasinya.
Menurut mereka, serangan Israel terhadap kaum Muslim di Jalur Gaza merupakan tragedi kemanusiaan yang meniscayakan kepedulian dan perlawanan tidak hanya segenap kaum Muslimin, melainkan juga seluruh umat manusia di dunia.
"Selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan kepada Bangsa Palestina, selama itu pula kita Bangsa Indonesia siap berdiri menantang penjajah Israel. Siapkan kalian mahasiswa Muslim Indonesia mati untuk membela saudara kita di Palestina?," tanya Rozi kepada rekan-rekannya.
Selanjutnya, para demonstran juga menggelar Solat Ghoib bersama-sama dan berdoa untuk keselamatan warga Palestina. Usai Solat Ghoib berjamaah, mereka menggelar aksi teaterikal yang menggambarkan penderitaan warga Palestina karena dibombardir militer Palestina.
Masih dalam erangan warga Palestina yang divisualisasikan melalui teaterikal, mereka juga membakar bendera kebesaran Israel, yaitu Bendera Bintang Daud. "Siapa di antara kalian yang siap mati dan melawan Israel? Siapa yang berani membakar Bendera Israel? Mari kita bakar Bendera Israel ini secara bersama-sama sebagai bentuk perlawanan kita kepada kaum Yahudi," teriak Rozi.
Sementara itu, puluhan anggota Sabhara Polrestabes Surabaya yang dilengkapi senjata laras panjang dan gas air mata, mengawal aksi para mahasiswa dengan membentuk pagar betis. Sedangkan anggota polisi yang lain, terus berupaya mengatur lalu lintas di Jalan Gubernur Suryo.
No comments:
Post a Comment